Sabtu, 16 November 2013

Tentang Sebuah Rintik yang Tak Urung Jatuh


Pernah awan pembawa hujan bertemu denganku dalam alunan rintik hujan. Satu, dua, tiga, tetesan itu membasahi kacamataku. Aku usap dengan setangan. Aku lihat ke atas tampak awan yang sedang murung padaku. Aku kedipkan mata ini. Aku tanya dia, awan pembawa hujan. Lirih ia menjawab, dengan rintik yang berhenti sejenak di atas dahiku untuk menjawab pertanyaanku itu. “Aku datang bukan untuk membasahi bumi ini. Bumi sudah cukup dengan airmata hati yang pesakitan oleh cinta. Aku datang untuk membasahi hati yang kekeringan itu.”
            Rintik mulai membasahi dahiku kembali.