Cinta selalu memberikan keuniversalan. Atau bahkan cintalah yang universal,
entahlah. Ketika cinta pergi, maka biarkata seseorang yang pernah kita cintai
itu masih memiliki hubungan dengan kita, cinta itu tetap akan pergi. Seperti
seorang ronggeng yang telah di tinggalkan inangnya. Pabila cinta datang dengan
sendirinya ataupun dengan suatu media, bukan berarti cinta seperti angin. Cinta
itu perkasa sejak dalam dirinya. Kahlil Gibran pernah berujar tatkala aku
berjumpa dengannya di suatu sudut kampusku.
“Cinta tidak memberi apa-apa melainkan dirinya, dan tidak mengambil apa-apa
melainkan daripada dirinya. Cinta tidak mengawal sesiapa, dan cinta tidak boleh
dikawal sesiapa karena cinta lengkap dengan sendirinya.”